Suatu hari saat menimbang berat badan dan melihat angka di timbangan bertambah, rasanya biasa saja. Ternyata dalam sebulan, berat bertambah lagi. Ternyata saat melakukan cek kesehatan, rasio antara tinggi badan, berat badan dan lingkar pinggang, sudah masuk ke dalam kategori overweight. Bukan hanya indikator fisik, namun kadar trigliserida pun tinggi. Yes, that has been a part of my life.
For being honest, sedari kecil saya tergolong underweight.
Dulu saya mengalami kesulitan untuk menaikkan berat badan. Hingga kemudian usia
saya bertambah, gaya hidup berubah, lalu saya melalui fase hamil dan
melahirkan, muncullah masalah berat badan yang naik dan tak terkontrol.
Kalau diingat lagi, memang ada
beberapa hal yang menyebabkan berat badan saya naik seusai melahirkan, di
samping karena hormon, ya.
· Banyak
ngemil cokelat, donat, roti, minum kopi susu, makan kapan pun saya ingin dengan
dalih untuk menghilangkan stres.
·
Tidak
olahraga dengan dalih tidak sempat. Well, I have a baby and I have to work at
8 am to 5 pm or over. Do you think I can do workout thing?
·
Bekerja
di belakang meja dan sangat jarang bergerak.
Yap, rasanya itu tiga hal utama
yang jadi penyebabnya.
Lalu ada hal-hal yang terjadi
selama saya berada di fase overweight tersebut, di antaranya:
·
Tidak
nyaman saat melihat tubuh di cermin.
·
Tidak
nyaman bergerak karena rasanya lemak ada di mana-mana.
·
Butuh
pakaian baru yang lebih longgar.
·
Mengalami
body shaming. Seriously I don’t understand why some people do that.
· Khawatir dengan kesehatan, saya mulai merasa susah bernapas.
Waktu itu, rasanya saya tidak tahu bagaimana bisa keluar dari situasi tersebut. Saat saya akhirnya menyatakan akan diet, saya tidak bisa menahan godaan untuk memakan donat berlapis karamel di depan mata, bahkan saya mengambil donat kedua yang berlapis krim keju. Hmmm… sounds yummy, ha?
Berkali-kali saya seperti itu. Menahan godaan untuk makan tanpa tahu waktu, bahkan mungkin saat saya tidak merasa lapar. Ternyata memulai diet tidak semudah itu. Tapi, apakah itu berarti diet saya gagal? Jawaban saya saat ini, tidak! Karena itu merupakan awal dari proses diet yang ternyata sangat panjang buat saya.
Di bulan Februari tahun 2020, tiba-tiba pandemi Covid 19 melanda dunia dan kita semua harus berdiam di dalam rumah jika ingin terhindar dari virus itu. Banyak hal yang berubah bagi semua orang. Saat kantor tempat saya bekerja memberlakukan sistem WFH (Work From Home), saya pun memiliki waktu untuk memikirkan banyak hal, dan salah satunya adalah tentang diet. Saya merasa inilah saatnya saya harus memulai, melakukan diet, menurunkan berat badan, dan berharap itu akan berdampak baik bagi kesehatan.
Ternyata proses diet yang saya lakukan bukanlah proses yang cepat namun harus dilakukan dengan bertahap. Bahkan sadar atau tidak, proses tersebut mengubah tujuh hal dalam hidup saya. Ini dia!
1.
Pola
makan
Saat
berniat diet hari ini maka bukan berarti kita akan dapat mengubah apa pun yang
kita makan hari ini juga. Perubahan itu sebaiknya dilakukan secara bertahap hingga
kita pun terbiasa. Perlahan mengurangi camilan yang kita makan, mengurangi kalori
yang masuk ke tubuh, disesuaikan dengan kebutuhan harian kita, ya, dan
lama-lama kita pun akan terbiasa makan sesuai kebutuhan tubuh. Kalau
memungkinkan, konsultasikan diet dengan dokter atau ahli gizi. Saya sendiri
membaca banyak artikel dan berdiskusi dengan teman yang mengerti tentang
nutrisi. Lalu saya mulai menyusun menu yang saya makan sehari-hari. Awalnya saya
sarapan oatmeal, tapi kemudian saya lebih nyaman sarapan ringan seperti smoothies,
makan siang sandwich roti gandum, makan malam salad sayur dengan protein
olahan telur atau ikan, ngemil buah, and being honest, saya masih suka
makan goreng. Lol. Saya melakukan intermittent fasting, saya
berhenti makan pukul enam sore dan hanya minum air putih hingga bangun pagi. Sesuaikan
pola makan dengan diri Anda. Evaluasi lagi apakah menu yang Anda pilih sudah
tepat, tapi juga jangan sampai Anda jadi kelaparan. Pilihlah makanan kesukaan agar
pola makan yang baru ini dapat bertahan lama.
2.
Rutin
Olahraga
Meskipun
kita tidak sedang mengalami masalah berat badan, olahraga sebaiknya menjadi
bagian dari rutinitas harian kita. Memilih olahraga juga sebaiknya disesuaikan
dengan diri kita masing-masing. Awalnya saya mengambil kelas yoga dan zumba sepulang
kerja. Tapi saya merasa kelelahan. Rasanya juga sayang kalau harus berlama-lama
di luar rumah padahal inginnya segera bertemu keluarga sepulang kerja. Saya pun
ke pusat kebugaran atau jogging saat weekend. Tapi olahraga yang
hanya seminggu sekali itu tentunya kurang membuahkan hasil. Bukannya sama
sekali tidak bermanfaat, tapi saya berpikir untuk melakukan olahraga yang saya
suka, yang bisa saya lakukan kapan pun dan di mana pun tanpa harus bersusah
payah keluar dari rumah. Saya melakukan yoga di rumah dengan panduan yang saya
dapat dari Youtube. Karena saya suka balet dan menari, jadi saya ingin
melakukan itu lagi. Untungnya saya menemukan video Lazy Dancer Tips. Saya pun
melakukan ballet workout. Nah, karena saya suka, saya jadi semangat. Saya
melakukan olahraga 30 menit saat pagi, setiap hari. That’s because I love to
do that. I love to dance. I love the feeling while and after I do that workout.
3.
Berkurangnya
rasa malas
Pada
awal memulai rutinitas berolahraga, mungkin rasa malas akan datang. Cobalah lawan
rasa malas itu, bayangkanlah tujuan Anda menurunkan berat badan akan tercapai
jika berolahraga. Setelah fase awal ini terlewati, Anda akan terbiasa dengan
rutinitas berolahraga, Nah, inilah salah satu manfaat rutin berolahraga yang
saya rasakan. Tubuh jadi terasa lebih segar dan siap bergerak. Di samping itu,
kita harus selalu bergerak, minimal melakukan stretching setidaknya dua
puluh menit sekali. Mungkin kita sama, orang-orang yang harus bekerja dengan komputer
dan kertas-kertas dokumen, yang membuat kita lupa waktu saat duduk, diam,
berpikir, bekerja. Tapi usahakanlah untuk tetap bergerak atau melakukan
peregangan. Ini juga membantu tubuh dan pikiran kita untuk lebih rileks.
4.
Disiplin
Membiasakan diri untuk mengatur pola makan, mengubah gaya hidup, rutin berolahraga, maka sebetulnya kita sedang mengasah kedisiplinin. Itulah yang saya rasakan dalam proses diet ini. Saya harus membuat jadwal rutinitas harian, bagaimana saya mengatur agar dapat melakukan olahraga di tengah rutinitas yang sering kali membuat saya lelah. Saya mulai pun membuat manajemen waktu. Bukan hanya itu, saya juga harus memanajemen energi dan emosi. Saya pun sadar, kalau kita makan makanan yang sehat dan melatih tubuh dengan berolahraga, maka kita akan memiliki stamina yang lebih baik, bahkan suasana hati yang lebih baik juga.
5. Hemat uang
Kalau Anda akan melakukan diet lalu mendadak Anda melihat harga-harga bahan makanan yang Anda baca di sebuah artikel ternyata sangat mahal, well, forget that! Kita hidup di Indonesia, lho. Kita bahkan bisa menanam sayur dan buah dengan harga murah. Jadi kita tidak perlu membeli bahan-bahan mahal di sebuah toko bahan makanan impor. Kita bisa membeli bahan makanan sehat dengan harga terjangkau di supermarket, pasar tradisional, toko buah, atau warung sebelah rumah. Justru saat kita melakukan diet kita akan lebih bijak dalam membelanjakan uang. Kita akan membeli makanan yang benar-benar dibutuhkan oleh tubuh. Bujet untuk membeli minuman boba, pizza atau camilan lain pun akan berkurang.
6.
Semangat
mencapai goal
Melakukan diet ternyata membutuhkan perencanaan, ya. Mungkin awalnya kita tidak menyangka bahwa diet akan mengubah banyak hal penting dalam kehidupan kita. Malah saat akan memulainya terasa berat. Namun jika kita memiliki tujuan melakukan diet, meskipun awalnya sesederhana “turun satu kilo dalam seminggu atau bahkan sebulan”, saat kita memulai langkah kecil dan merasakan manfaat yang baik, maka tujuan kita akan berkembang. Untuk menjadi lebih sehat lagi, setiap hari. Yes, pasti akan ada banyak godaan yang akan membuat kita terjebak dalam rasa malas. Jika Anda mengaami itu, bayangkan pencapaian yang bisa Anda raih, and you will move through the goal.
7.
Sehat
Inilah tujuan utama dari proses diet. Bukan semata menurunkan berat badan, tapi ada tujuan besar dan jangka panjang. Dari awal saya bertekad untuk menurunkan berat badan, sebisa mungkin saya memilih untuk melakukan cara yang sehat. Karena tujuannya biar sehat. Maka saya pun menetapkan target secara bertahap. Saat itu dalam satu bulan berat badan saya berkurang rata-rata hanya satu hingga dua kilogram, namun konstan dan berkelanjutan. Pada akhirnya saya merasakan diet ini adalah sebuah maraton, yang terus saya pertahankan hingga sekarang. Meskipun target berat badan sehat saya sudah tercapai, bukan berarti saya bisa makan sesukanya atau berhenti berolahraga.
Kita harus mencintai tubuh kita seperti apa pun kondisinya. Tidak ada siapa pun yang berhak melakukan body shaming pada diri kita. Jika kita ingin mengubah sesuatu di diri kita maka pastikan itu adalah kemauan kita sendiri. Termasuk jika Anda ingin melakukan diet, menurunkan atau menaikkan berat badan di angka tertentu. Kita menyadari bahwa keinginan itu adalah untuk kesehatan tubuh kita, sebuah usaha untuk tetap sehat sehingga kita dapat menikmati kebersamaan dengan orang-orang yang kita cintai.
So, I think happiness is the main goal above
of all.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar